Kata nadaku menggelitik saraf, membuatku menggelinjang penuh kenikmatan. Haruskah kuulangi cumbuan pertamaku dengan abstraksi rupa lukisan oleh bayangan?
Lelakon yang kumainkan adalah Kelana. Kelana yang berimajinasi.
Meniti jalan hingga sempurna terlukis dalam ufuk sanubari.
Aku pun tak sedang dalam dunia khayal tempatku berdiri.
Arjuna yang datang kuminta legalisasi,
bolehkah aku menjelma Arimbi?
0 komentar:
Posting Komentar