Halo, disini Windha Larasanti Ibrahim. Melaporkan dari kamar kos yang luas karena ditinggal teman sekamarnya. Ingin mengeksploitasi penderitaannya selama Weekend ini.
Oke, pasang telinga baik-baik. Berikut laporannya,
Winda said,
"Malez banget neh. Weekend-weekend gini(maksudnya lagi nggak ada duit, nggak ada temen) menanti nasib. Nungguin ada yang ngajakin keluar. Malam minggu neh... Sedih banget! Gak ada yang ngajakin keluaaar!!! I'm boring!
Haloo... Orang-orang pada kemana nih?? Kok nggak ada yang ngajakin tuan putri (maksudnya aku >_<) keluar??
Ppfiuh...
Malez cuiy...
Ni ada senior yang nelpon aku. Ngajakin keluar. Jalan-jalan katanya. Tapi ngajakinnya ke...
BLANDONGAN.
Hadah! Nggak seru banget siy??
Yawdah deh. Mang nasib loe, win...
Daripada di kos merana??
Si Jelek! Kok pulang lagi siy?
Febrian Danastri! Kapan balik? Kos gede banget nih...
Susah bersihinnya!
Yaudah deh, terpaksa! Ngabisin weekend di BLANDONGAN. Okelah."
Baiklah pemirsa. Sekian sekilas info pada petang ini.
Ffiuh...
Nggak ada yang aku dapatkan dari diskusi tadi malam kecuali ngantuk dan beberapa cemilan. Pikiranku sumpek mikirin IP yang jelek dan kerjaan yang tanpa permisi menumpuk tanpa kuminta. Nggak tau ya, kalo aku sedang dalam fase JENUH?
Itulah PMII, seluruhnya berisi cas-cis-cus bernada PMII dan orang-orang yang 'sangat PMII'. Mumet gila!
Temen-temen ngajak nongkrong semalem. Tapi aku nggak mau. Malez benget gitu jadi kelelawar terus. Capek. Lagi pengen nonton tv ajah...
$@##$$$^*&^(*&(*)^%%$$#....
STOP! STOP! OK!
I Know! Banyak yang bertanya-tanya, kenapa aku malah pengen nonton tv??? Gak papalah... Kali ini ajah...
Lagian nanti bukannya aku bakal kerja dengan segala atribut tv??
Hehehe...
Nglantur ajah neng!
Sepi banget siy nih kos.
Kamar ini terasa sangat amat luas ditinggal salah satu penghuninya.
So, I'm Alone... Yuhuu...
Nggak kerasa yah, udah weekend lagi. Weekend ini mau ngapain yaah??
Ffiuuh...
Lagi nggak ada duit. Jadi nggak bisa ngapa-ngapain.
Pengangguran, dunk?
Hehehe...
Berdosa banget sama Bani Israil yg suka ku ledekin 'PENGANGGURAN'.
Siaaah...
Kok makin nglantur, yah?
L. H. O.
Lho??
Bukannya ini emang edisi nglantur?
Hahahaha...
Udeh dulu yaw!
Ntar kalo ikutin aku terus, bisa ketularan gila!
Biasa, orang mati gaya ya kayak aku gini nih!
Okelah!
Bye! C U...
Dengan secangkir kopi pahit hasil luwak beroksidasi.
Kubuka kabar pagi itu tanpa basi.
Kudapati senyum kekasihku begitu merdu mendera telingaku.
Ah, tak ingin ku kehilangan gairah pagi ini.
Sungguh.
Dengan jemantik yang halus memindai ujung gairah.
Bagai aliran gejolak yang tak terarah.
Hasrat yang tumpah.
Ujung mataku menangkap sebuah orbituari pada kabar itu.
Kekasihku yang lain menyentuh alam lain.
Aku tersedu.
Lalu aku kehilangan senyum dan gairah kekasihku.
Kudapati diriku dalam alam tanpa sadar yang begitu kelam.
Terhanyut hingga ke muara yang petang, bau usang.
Longoklah dalam pada dinding kaca yang sengaja menyerpihkan tubuhnya kecil-kecil.
Menusuk-nusuk manis pada sepotong hatiku yang jambu.
Ingatkah kau kawan?
Pada kisahku yang membulirkan air asin pada sudut matamu?
Mencengkam bukan?
Seperti itulah rasa sunyi yang menyambangiku malam-malam.
Begitu syahdu mengajakku menikmati keindahannya hingga kepayang.
Romantisme kesunyian itu hilang dibawa kelam yang memetangi alam.
Aku tak ingin kehilangan sunyi.
Sunyiku kudu mencengkam.
Agar kudapat menangkap bayang-bayang.
Tertinggal? Hmm...
Jauh sudah aku memikirkan bayangan kelabu yang berserakan di memori otakku. Tampaknya memang enggan beranjak. Aku merasa kehidupan telah jauh berjalan, terlalu cepat berlari, hingga ku tak sempat untuk mengikuti.
Itu memang karena aku yang hanya mempu berdiri di tempatku berpijak ini.
Ppffiuh...
Speechless, you know?
Sampai kapan hal ini harus terjadi?
Aku tidak menyukai bayangan laluku berjalan disampingku.\
So, pahamilah aku yang telah membuang semua itu dalam pada bongkahan batu, tanah dan kerikil. Lucunya aku, yang menjadi sangat anti pada masa lalu yang terus mengejar.
Tak sadarkah, masa depanku di pelupuk mata?
Kawan-kawanku, nantilah aku!
Masa laluku, pergi jauh dari hidupku!
Semua yang berada dibelakangku mulai berubah ketika kumantapkan langkah mengarah ke masa depan. Kematian selalu ada setelah kehidupan. Bukankah begitu? Dan setelah masa lalu, selalu ada masa depan. Tuhan memiliki alasan dan kita punya kesempatan.
Beberapa bulan terakhir ini, setelah melalui banyak hal yang mencengangkan dan sulit untuk kulupakan, aku mulai menyadari hidup seperti apa. Kemudian kuputuskan untuk melanjutkan hidupku. Aku berhak untuk itu.
Biasanya setiap orang memulai harinya setiap senin. Namun aku memulai hari saat minggu. Aku mengajar hari ini. Muridku lucu sekali. Kadang aku ingin menyelami alam pikirannya. Berpura-pura seperti dia. Agar aku dapat mengoreksi cara mengajarku. Membosankankah atau monotonkah. Tapi, sia-sia. Aku nggak bisa. Bagaimana mungkin gadis berusia 19 tahun mencoba menjadi lelaki berusia 8 tahun?
Stupid!
Tapi kupikir mengajar menyenangkan juga. Aku hanya perlu bertahan...
It's my life.
Biasanya ketika pagi menjelang, dengan senang hati akan mendengarkan irama burung dan sebagainya. Tapi, disini, yang kudengar hanyalah kicauan sepeda motor yang melengking keras. Merusak pagiku dengan secangkir teh hangat.
Semalam, setelah insomnia kambuh lagi, aku menenangkan diri dengan segelas susu coklat yg katanya mampu membuat ngantuk. Efektif! Akhirnya aku tidur... dengan sebelumnya mengakhiri semua obrolan dengan beberapa teman di facebook.
Hari ini mau ngapain, yaa....
Beberapa teman mengajak keluar. Malez banget...
Ke LIP? Aku gak mau dengerin orang ngomong Perancis lagi!
Ah,
Si Jelek lagi ngapain, y, dirumah?
Hmm...
Pengen sante-sante aja minggu ini. Kangen si Jelek, tapi sebel juga.
Harusnya pagiku istimewa. Istimewa dengan segala planning yang rapi. Ah, jadi orang santai aja hari ini! No more planning...
Dan tak kudengar alam berdendang...